Tradisi Unik Bersih Desa Pelang Lor, Ngawi, Warga Gelar Perang Nasi di Sendang Tambak -->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tradisi Unik Bersih Desa Pelang Lor, Ngawi, Warga Gelar Perang Nasi di Sendang Tambak

Jumat, 26 September 2025 | September 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-26T09:33:09Z

 

Foto: Tradisi unik bersih desa di Ngawi. 

Ngawi, Ngawimadang.com - Warga Desa Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, kembali melaksanakan tradisi unik dalam rangkaian perayaan bersih desa atau nyadran. Ritual sakral yang digelar di sumber mata air Sendang Tambak itu ditutup dengan tradisi saling lempar nasi atau dikenal sebagai perang nasi, pada Jumat Legi (26/8/2025) sore.



Tradisi yang diwariskan turun-temurun ini telah menjadi identitas budaya masyarakat setempat. Menurut sesepuh desa, ritual tersebut tidak hanya menjadi bentuk syukur atas hasil bumi, tetapi juga diyakini sebagai upaya menjaga ketentraman hidup warga.



“Acara ini merupakan ritual warga Desa Pelang Lor sebagai bentuk sedekah bumi. Warga seperti main bola dengan saling perang atau lempar nasi. Jika tidak dilaksanakan, warga desa percaya hidupnya tak bakal tentram dan timbul bencana,” jelas Nar Jek, juru kunci Sendang Tambak.



Ritual saling lempar nasi itu diyakini sebagai simbol rasa syukur terhadap alam yang telah memberikan rejeki, terlebih dengan hasil panen padi tahun ini yang terbilang melimpah.


Jejak Sejarah Ki Ageng Tambak


Selain nilai ritual, tradisi bersih desa ini juga terkait erat dengan sejarah lokal. Masyarakat Pelang Lor percaya tradisi tersebut merupakan bagian dari peninggalan masa perjuangan tokoh lokal bernama Ki Ageng Tambak.



Dikisahkan, pada masa penjajahan Belanda, Ki Ageng Tambak bersama para pengikutnya pernah bersembunyi di hutan belantara dekat sumber air. Ia bersabda bahwa tidak ada peluru Belanda yang mampu menembus lokasi persembunyiannya. Sebagai tanda, ia meletakkan sebongkah batu hitam di dekat sendang, yang kelak menjadi cikal bakal Dusun Tambak Selo Timur.


Sejak saat itu, masyarakat setempat memaknai keberadaan Sendang Tambak sebagai tempat sakral yang dijaga dengan ritual nyadran setiap tahun.


Identitas Budaya yang Dipertahankan


Kepala Desa Pelang Lor, Hariana, menegaskan bahwa tradisi bersih desa ini menjadi momen penting bagi seluruh warga. Setiap tahun, masyarakat secara sukarela meninggalkan pekerjaan sehari-harinya demi berpartisipasi dalam ritual tersebut.



“Tradisi bersih desa semacam ini hanya berlangsung setahun sekali. Kita berusaha mempertahankan dan menjaga tradisi yang sudah turun-temurun menjadi identitas lokal warga Desa Pelang Lor. Seluruh masyarakat di sini akan meninggalkan pekerjaan sehari-harinya untuk ikut serta dalam kegiatan,” ujar Hariana.



Ia menambahkan, pelaksanaan tradisi dilakukan secara gotong royong, dengan dukungan penuh pemerintah desa. Hariana menegaskan, adat bersih desa ini merupakan kekayaan budaya nasional yang patut dilestarikan.


Dengan segala keunikannya, perang nasi di Desa Pelang Lor bukan sekadar ritual, tetapi juga warisan budaya yang mengandung nilai kebersamaan, sejarah, dan rasa syukur masyarakat terhadap alam serta leluhur.

Sehingga jadi Makin Tahu Indonesia.

×
Berita Terbaru Update