 |
| Foto: Ayam Panggang Ndadapan. |
Ponorogo, Ngawimadang.com - Sebuah destinasi kuliner sekaligus wisata budaya tengah menjadi sorotan publik, bukan hanya dari berbagai daerah di Indonesia tetapi juga wisatawan mancanegara. Terletak di Desa Sragi, hanya lima menit dari Alun-Alun Ponorogo, sebuah resto dan warung tradisional yang dikenal sebagai Ayam Panggang Ndadapan menawarkan pengalaman rasa dan budaya yang tak ditemukan di tempat lain.
Warung yang satu lokasi dengan Warung Mbah Jebrak ini menyajikan ragam hidangan dari dua kekhasan budaya kuliner: citarasa manis ala Mataram Jogja dan pedas ala kawasan Majapahit Timur. Karenanya, menu seperti ayam lado bumbung, hidangan tradisional bercita rasa pedas kuat, hingga varian ayam panggang legendaris selalu menjadi buruan pengunjung.
Yang membuatnya semakin fenomenal, ayam panggang di tempat ini diklaim menggunakan resep berusia lebih dari 400 tahun, diturunkan hingga 14 generasi. Proses memasaknya pun unik: memakai kreweng dan kayu khusus sehingga menghasilkan aroma panggangan yang lebih tajam, gurih, dan berbeda dari ayam panggang pada umumnya. Tak heran, menu ini bisa ludes hingga 3.000 ekor per hari, terutama saat akhir pekan.
Tak hanya soal rasa, pengunjung juga dimanjakan dengan suasana budaya yang kental. Setiap hari Minggu, resto ini menampilkan Pagelaran Reog Ponorogo serta Wayang Kulit, menjadikannya destinasi wisata kuliner yang menyatukan cita rasa dan tradisi. Pengunjung bukan hanya dari Ponorogo, tetapi juga luar kota, luar pulau, bahkan turis asing yang penasaran dengan keautentikan pengalaman yang ditawarkan.
Terletak dekat kawasan petilasan Kamis, tempat ini menjadi titik singgah favorit wisatawan yang ingin merasakan kuliner bersejarah sekaligus menikmati budaya Ponorogo secara langsung.
Jika berkunjung ke Ponorogo, destinasi kuliner-budaya yang satu ini jelas wajib masuk daftar. Langsung saja merapat ke Ayam Panggang Dadapan Sragi dan rasakan sendiri kelezatan resep yang telah melewati belasan generasi.
Sehingga jadi Makin Tahu Indonesia.
